Satu.
Dua.
Tiga.
Empat.
Lima.
Aah sudahlah, barangkali tak terhitung berapa kali kau jadi sebab tangisku tumpah.
Aku kesal kau tak bisa menjadi sosok yang mengagumkan seperti kata-kata yang tersebar di berbagai sosial media.
Seperti, dia akan selalu mengabarimu jika benar sayang.
Aku tau kamu tidak bisa seperti itu.
Dan aku harus buang jauh-jauh kata-kata yang membuatku merasa bahwa kau tak menyayangiku.
Berfikir yang positif bukan?
Tapi sepertinya,
Sampai di sini saja hubungan yang mengikat kita.
Oh tidak, sepertinya aku saja yang mengikatmu. Namun kamu juga harus tau menggenggam mawar berduri pun juga menyakitkan.
Aku mencintai agar bahagia, bukan merasakan kecemasan dan kekecewaan tiada akhir.
Kamu sudah dewasa, tak seharusnya menunggu aku marah agar berubah.
Kamu harus mengerti bagaimana-bagaimananya jalan hubungan kita.
Tidak selalu kuberi tahu kau harus memberi kabar, memberi perhatian, dan sebagainya. Itu terlihat kau seakan terpaksa.
Seharusnya kamu sudah mengerti. Sekalipun tidak, kuajari sekali kamu sudah paham.
Jika benar itu sayang, hal semacam itu sudah seharusnya.
Bukan peraturan atau pelengkap sayang,
Tapi itu isinya.
Sudahlah aku lelah menebak-nebak.
Barangkali jika memang ia kau jodohku.
Kita akan disatukan bagaimanapun juga.
Kita tidak berpisah.
Hanya saja kau tak perlu lagi menuruti ku.
Karena mulai sekarang, kita kembali lagi menjadi sahabat saja.
📝 by Angelawidi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar