Kala itu kita duduk tanpa kursi di atas karpet.
Menatap layar tancap yang memutar memori kebersamaan kita.
Tangis haru muncul satu persatu.
Ingatkah kawan? Kita pernah membuat kesepakatan.
Jangan mengingat bahwa faktanya kita nanti akan berpisah.
Dan kita menyetujui itu.
Namun kita puaskan tangis kita saat itu juga.
Kita percaya bahwa kita masih punya waktu lagi untuk bersama.
Namun kita juga tak bisa mengelak.
Bahwa kelak,
Kita akan berpisah.
Bersiaplah sendiri-sendiri untuk berpisah teman.
Jangan saling bercakap jika itu tentang perpisahan kita.
***
Namun benar,
Waktu terus berjalan karena dia tidak mati.
Kita benar-benar berpisah.
Akhirnya kita dapat disebut sebuah kenangan.
Namun kenangan itu terasa begitu nyata.
Inikah yang sering mereka sebut rindu?
Jika benar,
Aku benar-benar di puncak rindu saat ini.
Pada malam yang bergumam sunyi.
Aku ungkapkan.
Bahwa aku merindukan kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar