Di ujung garis waktuku,
Aku melewatkan banyak peristiwa.
Tentang kewajiban, tantangan, logika, dan yang mendasari itu semua adalah rasa.
Memahami apa itu makna berjumpa, menjaga, hingga saling meluka.
Ah itu hanya tentang rasa.
Mari bercerita tentang angan yang masih bermain dengan awan. Bermain tepat di atas langit-langit kamar di penghujung pagi yang pekat.
Tujuh belas yang baik.
Menaiki tangga-tangga lalu bercumbu dengan mimpi.
Lelap hingga larut hingga matahari terbangun.
Lahap duniawi berlandaskan keyakinan bahwa ini merupakan hal baik.
Merapalkan doa di setiap malam atas segala peristiwa.
Memperbudak diri di setiap hari.
Hah, betapa aku dikurung mimpi-mimpi.
Sebuah suara meneriakiku dari arah kegelapan. "Kamu tidak sedang dalam tahanan. Kamu sedang keluar dari zona nyaman!"
Serunya.
Begitu terus di setiap malam.
Kadang ada yang lembut, bergelayut.
Pada lengan-lenganku.
Sebuah rasa-rasa.
Semakin mewarnai perjuanganku saja. Gumamku.
Ah tujuh belas yang baik itu sudah lewat.
Masa-masa indah itu hampir saja hendak lewat.
Jiwa saling tarik-menarik tak ingin ditinggalkan.
Namun waktu lebih bijak dalam hal memisahkan.
Mendorong jiwa seraya berkata,
"Ini bukan tempat yang cocok lagi bagimu."
"Tetap angkat dagumu lalu mulailah masa yang baru!"
Goodbye 17.
1 April 2019 1:07 am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar