Nan, makasih ya?
Aku lega sekarang, melihat kamu baik-baik saja.
Walau di sini, aku tidak pernah lagi melihat senyummu, tidak pernah lagi kenal siapa seorang di balik senyummu kini, tidak pernah lagi mendapat tatapmu.
Tapi aku cukup paham, bahwa kamu di sana bahagia.
Terimakasih untuk hati dan jiwamu yang kuat bertahan diterpa ribuan panah, sehingga kita punya sedikit waktu.
Waktu untuk bertukar senyum.
Benar Nan?
Benar kamu jauh sekali sekarang. Setelah semuanya terasa bahagia. Kamu suka sekali memberi kejutan. Harusnya wanita suka itu. Namun aku tidak.
Nan, kapan pulang?
Kapan ya bertemu?
Seperti matahari dan bulan ya Nan? Benar adanya, tapi tidak pernah bersua.
Katamu,
"Nanti kita bertemu lagi."
Suara. Suara itu yang aku bawa. Yang aku dengar, aku simpan. Tepat sebelum kamu memutuskan pergi. Tidak kembali.
Dustamu kali terakhir.
Oh ya, aku lupa.
Itu pintaku,
Berpura-puralah seakan semua baik-baik saja. Sehingga aku dengan tenang mampu melepasmu.
Kamu melakukannya sebaik mungkin. Kamu melakukan tepat sebelum memutuskan pergi. Tidak. Kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar