Bukan pada senja.
Namun pada saat sinar sedang terik.
Di jalanan mendaki berkelok-kelok.
Aku menggenggam tanganmu
Tidak.
Tak hanya menggenggam namun kamu yang menarikku.
Kita mendaki.
Kamu lebih kuat dari aku.
Aku akui.
Nafasku sudah terputus-putus ku rasa.
"Berhenti. Tidak kuat."
Begitu ucapku. Namun bukan jawaban yang ku dengar. Dia mendorongku dari belakang.
Kami berjalan ke atas melewati orang-orang yang bahkan sudah duduk dengan nafas teratur.
"Jika lelah jangan berhenti, istirahat saja."
Ucapnya kemudian.
"Baik, sekarang ayo istirahat di sana." aku merengek sebisaku dari sela-sela nafas tak beraturan.
"Bukan. Bukan seperti itu istirahat, itu berhenti. Ku beri tahu bagaimana istirahat. Kamu tetap melangkahkan kaki tanpa berjuang mendaki. Yang penting kamu tetap langkahkan kakimu. Kamu baru boleh berhenti jika kita sudah sampai puncak."
Seperti itu dia berujar.
Tetap melangkah walau tidak seberjuang seperti sebelumnya. Itu sudah istirahat. Yang penting jangan pernah berhenti, sampai kamu meraih tujuanmu.
Tidak apa-apa kamu merasa lelah. Ku mohon jangan berhenti.
📝 by Angelawidi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar