Di balik jendela sebelah luar.
Hujan tak henti-henti menjatuhkan dirinya.
Ada memori-memori yang berputar sebagaimana mestinya.
Alih-alih aku ingin bercerita tentang kenangan.
Dulu, kau dan aku di sebuah bukit kecil.
Berlari-lari di kejar hujan bukan?
Ingat?
Juga aku yakin di bukit sana masih ada bambu penyebab aku jatuh sejatuh-jatuhnya.
Mungkin tidak sejatuh aku di hatimu, namun itu terbilang menyakitkan.
Ada pula di pertengahan hujan di waktu yang sama, aku berteriak mencegahmu pergi.
Seraya berpura-pura meringis perih walau sebenarnya aku baik-baik saja dan cukup kuat.
Dan pada akhirnya kamu tetap saja pergi.
Dan pada akhirnya aku masih berusaha untuk baik-baik saja.
Aku.
Merindukanmu.
Angelawidi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar