Untuk Rena...
Sampai saat ini aku masih saja menyediakan rindu itu untukmu. Rindu yang barangkali sudah mulai usang. Rindu yang barangkali sudah menjadi kedap, tidak lagi meresap. Kamu masih saja menjadi seseorang yang menciptakan rindu itu kala gelap menguasai malam.
Aku masih merindukanmu.
Rena, malam ini barangkali kau sudah terpejam sedangkan aku masih terjaga. Sekelilingku sepi dan gelap. Hanya cahaya dari layar ponselku yang memantul di wajah. Aku sedang bermain dengan kenangan berkat beberapa potret dari galeri.
Potret pertama, kau merangkulku sementara aku terpejam dengan senyum gemas. Sementara raut mukamu dihiasi senyum lembut pun tatapan teduh. Raut muka yang sudah lama tak pernah hadir di hadapanku.
Iya Rena, aku merindukan raut mukamu. Belakangan ini aku lebih sering berteman dengan raut muka kusutmu. Aku pun rindu senyumanmu, bukan manyun bibirmu.
Sebenarnya ada beberapa pertanyaanku untuk kamu. Izinkan aku menyampaikan pertanyaanku di atas kertas pula goresan tinta. Karena nyaliku tak cukup mampu mendengarkan jawabanmu nantinya.
Sebab aku paham, kamu bukanlah kamu yang hanya untukku. Sebab ada sosok lain yang seharusnya kamu bahagiakan pula. Sekarang, kamu pasti paham apa yang hendak aku tanyakan, bukan?
Bagaimana Rena? Bagaimana dengan aku? Ingin kau letakkan di mana aku? Di mana saja asal jangan kau buang. Aku sudah cukup menerima kehadiran ia yang baru. Jadi, cukup singkirkan aku dengan baik-baik. Agar aku dapat dengan aman terus mencintaimu dan merindukanmu. Boleh kan apabila aku tetap menitipkan hatiku padamu? Sebab aku belum memiliki tujuan lain dalam meletakkan hati selain kamu.
Semoga berbahagia dengan ia.
Dari calon masa lalumu.
Ah, aku melupakan sesuatu, setelah ini aku akan menghapus beberapa potret aku dan kamu ya, Rena? Aku ingin mencintaimu tanpa bayang kenangan.
Teman baikmu,
Andra.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Need To Remember
Ini aku, pribadi yang bahagia di tahun dua ribu dua puluh satu. Aku belajar memaafkan dan berdamai pada diri sendiri yang melakukan banyak ...
-
Hai. Ini aku, gadis yang mungkin saat ini sedang kamu benci kehadirannya. Sedang kamu hindari bayangannya. Sedang kamu sembunyikan kenang...
-
Awalnya. Dia mengusikmu di setiap kegiatanmu. Memintamu hanya untuk memperhatikan ia saja. Dia egois katamu, kamu memberontak apa pun yan...
-
Orang bilang, setidaknya kita punya rumah masing-masing. Rumah untuk bersandar, berkeluh-kesah, kemudian bersedih. Tapi bagi sebagian oran...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar